Gadis Melayu Yang Seksi

Posted by Koleksi foto tante bugil abg bugil siswi bugil video bokep dan cerita seks on Monday, March 31, 2014




AGEN JUDI BOLA PIALA DUNIA
bekerja di sebuah "cyber cafe"
sekitar Ipoh. Saya mempunyai
kesukaan yang jarang disukai oleh
gadis-gadis di Malaysia. Saya suka
tubuh badan saya diperhatikan
orang. Terutamanya bagian dada
saya. Tapi bukan dalam keadaan
bugil. Saya berkulit putih dan
berambut lurus paras bahu. Tinggi
saya 5 kaki lebih dan berat 45 kg.
Potongan badan saya pula ialah
36/25/32. Tapi ini adalah sekarang,
dulu tubuh saya tidak begini.
Semasa saya masuk ke sekolah
menengah, badan saya sungguh
kurus. Macam dahan pohon. Saya
senantiasa merasa cemburu
melihat kawan-kawan saya yang
mempunyai potongan badan yang
menarik. Saya memiliki keinginan
untuk memiliki tubuh yang indah
tetap ada. Namun lama-kelamaan
pertumbuhan badan saya mulai
berkembang. Saya merasa
sungguh gembira dengan


SUMBER FOTO DEWASA

perubahan diri saya. Tapi tak ada
dari kawan-kawan saya yang
menyadarinya karena setiap kali ke
sekolah saya memakai baju
kurung yang menutup bagian
dada saya yang berukuran 36B.
Pada suatu hari, saya telah tidur di
rumah kawan saya yaitu Liza. Dan
keesokkan harinya kawan saya
mengajak saya keluar berjalan-
jalan di kota. Saya setuju saja.
Saya hanya t-shirt serta jeans
manakala kawan saya memakai
baju "bodyshape" warna hitam
serta jeans biru (Liza tidak
memakai tudung). Baju tersebut
menampakkan bentuk tubuh
kawan saya walaupun bajunya
tidak ketat. Dan bila kami berjalan
di kota, saya lihat banyak mata
lelaki yang tertumpu pada kawan
saya. Saya lihat kawan saya
tersenyum bangga.



Kebetulan saya mempunyai uang
di dalam dompet saya. Lantas
saya mengajak kawan saya untuk
membeli baju bodyshape untuk
saya. Saya beli dua. Warna hitam
dan biru. Sekembalinya saya ke
rumah saya, saya terus mencoba
kedua-dua baju tersebut. Gembira
hati saya. Walaupun baju tersebut
tidak terlalu ketat, namun hal itu
tetap terlihat tonjolan di bagian
dada saya. Dan pada hari Sabtu


yang berikutnya, saya berencana
hendak ke kota dengan memakai
baju bodyshape tersebut. Saya
pun memakai baju tersebut.
Sewaktu tiba di rumah Liza, dia

berkata bahwa saya tampak kolot.
Bila saya menatap diri saya di
cermin, saya tahu kini bagian dada
saya tersembul. Dan kami pun ke
kota. Kini ramai lelaki yang
bertumpu kepada saya pula.
Kebanyakan dari mereka
memperhatikan dada saya. Saya
mula merasa bangga.
Setelah akhir tingkat 5, saya dan
Liza bekerja di sebuah cyber cafe
kepunyaan kakaknya Liza. Tapi
kakak Liza yang mengendalikan
cyber cafe tersebut. Saya lihat
setiap kali apabila kakak Liza tiba di
cyber cafe tersebut, pakaiannya
sungguh seksi. Dia sentiasa
memakai skirt pendek dan bajunya
terbelah di dada. Walaupun ukuran
buah dadanya kecil dibanding
adiknya, namun disebabkan besar
kolar bajunya, alur dadanya tetap
tampak. Satu hari ketika saya, Liza
dan kakaknya sedang berbincang,
kakak Liza menyarankan Liza
datang kerja besok berpakaian
seksi seperti saya. Alasannya
supaya dapat menarik lebih ramai
pelanggan. Bagi Liza itu bukan satu
masalah. Cuma bagi saya dianya
satu masalah. Saya menyatakan
yang saya tidak dapat berbuat
demikian karena image saya. Liza
menyatakan bahwa saya
mempunyai ukuran dan bentuk
buah dada yang sungguh cantik,
tetapi sayangnya saya hanya
diperlihatkan di balik baju saya.
Akhirnya saya setuju dengan
permintaan mereka. Lantas kakak
Liza menyerahkan kepada saya 2
helai baju bodyshape yang baru.
Keesokkan paginya saya bersiap
untuk ke cyber cafe dengan baju
yang diberi oleh kakak Liza.
Tersenyum saya sendirian di
depan cermin apabila melihatkan


baju tersebut begitu ketat
menyebabkan dada saya begitu
menonjol. Dan disebabkan
potongan lehernya yang begitu
terbuka, maka terlihat alur buah
dada saya yang terbentuk indah
akibat keketatan baju tersebut. Tapi
saya tahu ibu akan mengamuk jika
melihat saya berpakaian begini.
Jadi saya biarkan saja ujungnya
menutup dada saya. Sebaik saja
saya sampai di cyber cafe, saya
pun melilitkan rambut saya ke
belakang. Dan saya bekerja seperti
biasa. Kini satu keseronokkan baru
yang saya alami. Cyber cafe
tersebut bertambah pelanggannya.
Kebanyakkannya ialah lelaki. Saya
dapati mereka lebih seronok
memperhatikan saya daripada
surfing internet. Ada juga yang
sengaja datang ke counter tempat
saya duduk dan berpura-pura
mencari-cari CD-ROM. Tapi saya
tahu mata mereka lebih cenderung
memperhatikan dada saya.
Pada suatu ketika saya dengan
sengaja menjatuhkan pen saya ke
lantai. Tujuannya ialah, apabila
saya tunduk untuk mengambil pen
tersebut, lelaki yang
memperhatikan saya akan dapat
menikmati keindahan alur buah
dada saya yang lebih terbelah
daripada saat ketika saya duduk
atau berdiri. Liza menyatakan saya
kini adalah aset berharga pada
cyber cafe kakaknya. Dan jika ada
lelaki yang mempunyai masalah
dengan komputernya, saya akan
pergi kepada lelaki tersebut yang
semestinya sedang duduk di
depan komputer. Saya akan berdiri
menghadapnya, kemudian apabila
lelaki tersebut menyatakan
masalah komputernya, saya akan
tunduk untuk mendengar. Sudah
pasti lelaki tersebut dapat menatap
alur buah dada saya secara dekat.
Dan sepanjang waktu saya
membetulkan masalah komputer
lelaki itu, saya akan melakukannya
dalam keadaan tunduk dan saya
arahkan dada saya ke arah lelaki
tersebut manakala punggung
saya, saya arahkan kepada orang
di sebelah. Ketika ini juga saya
sudah mulai gemar memakai baju
luaran yang ketat.
Bila dapat uang gaji, saya belikan
beberapa helai lagi baju
"bodyshape" yang baru. Kali ini
lebih ketat dan bagian dadanya
lebih luas. Saya juga mula
menyukai push-up bra. Walaupun
buah dada saya memang besar,
tapi saya suka memakai push-up
bra ini karena mampu membuat
buah dada saya tampak lebih
menonjol. Dan seperti biasa saya
dan Liza keluar ke kota. Saya
memakai luaran "slack" yang
sendat serta baju "bodyshape"
warna putih yang sungguh ketat
dan jarang sehingga
menampakkan push-up bra yang
saya pakai di dalam. Bila sampai di
rumah Liza baru saya melilitnya ke
belakang. Di kota saya menjadi
tumpuan ramai lelaki. Kesemuanya
terbelalak biji matanya melihat
saya, terutamanya bagian dada
saya. Mana potongan kerah baju
saya begitu terbuka, sehingga
memperlihatkan setengah dari
buah dada saya. Ditambah pula
dengan kepadatannya akibat kesan
dari pemakaian push-up bra.
Ketika ini saya dengan sengaja
jalan dengan seksinya. Dimana ada
lelaki, di situlah saya akan berbuat
begitu. Kalau saya berjalan di
dalam mall, saya akan berpura-
pura merasa kedinginan dengan
memeluk tubuh saya sendiri. Ini
membuat buah dada saya seperti
hendak keluar dari bra yang saya
pakai. Dan membuat mata
kebanyakkan lelaki tak berkedip.
Tapi ada juga yang komentar saya
pakai tutup rambut seperti gadis
yang sopan tapi pakai luar ketat
dan baju yang memperlihatkan
dada. Ini model barukah? Saya tak
tahu. Malas dipikirkan, yang
penting saya puas.
Saya suka sekali setiap pergerakan
saya diperhatikan. Tambah-
tambah lagi apa yang diperhatikan
itu adalah dada saya. Saya pernah
tinggal dengan Liza di rumah
sendirian. Saya boleh pakai baju
yang seksi tanpa perlu takut
dengan ibu saya. Baju kebaya
untuk hari raya saya pun
memperlihatkan dada saya. Itu
sudah jadi tabiat saya dan juga
"trademark" saya. Sekarang saya
masih dengan image saya dan
masih bekerja di cyber cafe
kakaknya Liza. Liza kini sudah pakai
tudung. Sebab dia sudah menikah
dan suaminya tak suka dia pakai
seksi. Begitu juga dengan kakak
Liza yang kini asyik berbaju
kurung. Katanya sesuai dengan
usianya. Saya juga kini bukan
hanya memperlihatkan dada
bahkan paha pun saya perlihatkan.
Sekarang ini saya suka pakai kain
"labuh" yang terbelah di sisi. Saya
dengan sengaja membuka bagian
yang terbelah hingga hampir
menampakan seluar dalam saya
ketika saya duduk. Tapi saya
silangkan kaki supaya orang tidak
bisa melihat celah selangkangan
saya. Kalau saya pakai baju kurung
pun saya tetap mau kelihatan
seksi. Saya akan pakai push-up bra
saya. Dan di cyber cafe pula saya
akan menyingkapkan kain baju
kurung saya hingga
menampakkan paha saya ketika
saya duduk. Walaupun saya tak
dapat menampakkan dada saya,
tapi saya puas hati dapat
menampakkan paha saya.
Saya juga selalu ke Kompleks
Sukan di Ipoh untuk berenang.
Saya pakai swimsuit warna merah
seperti di film "Baywatch". Bagian
dada sudah mestilah terlihat
setengah dari buah dada saya.
Selesai saya berenang, saya akan
berjalan-jalan dulu di sekitar
kawasan kolam renang tersebut.
Saya senang melihat reaksi lelaki
yang tergiur melihat saya
berpakaian renang dan dalam
keadaan basah. Sebab ketika basah
beginilah puting buah dada saya
kelihatan menonjol. Dan
ketembaman di celah
selangkangan saya juga turut
menjadi perhatian. Dan setiap kali
saya membasuh badan saya
dengan handuk, saya sengaja
melakukannya dengan gerak
perlahan terutamanya pada buah
dada saya dan celah selangkangan
saya. Sampai hari ini, saya tak
pernah kena sentuh. Tak ada siapa
pun yang pernah mengajak saya
melakukan seks atau apa-apa saja
yang senonoh. Kebanyakan dari
mereka hanya memuji kecantikkan
buah dada saya. Buah dada saya
yang padat, montok, menggoda,
itulah, inilah. Tapi tidak ada satu
pun yang menyentuh. Tapi yang
menjadikan saya diajak orang
untuk bercinta tidak ada. Tapi
entahlah. Hati saya belum terbuka
untuk bercinta. Dan kini tinggallah
saya seorang di rumah sendirian
dan bekerja di cyber cafe kakaknya
Liza.

Blog, Updated at: 10:35 AM

0 comments:

Post a Comment

Kategori

Paling Populer

Daftar isi